Banyaknya jenis asuransi yang ada di pasar sering membuat bingung beberapa orang saat memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan budget yang mereka miliki. Jika Anda adalah seorang calon nasabah yang akan membeli sebuah asuransi, sebenarnya secara garis besar asuransi dapat dibedakan antara asuransi tradisional vs. asuransi non-tradisional.
Apa itu asuransi tradisional?
Asuransi tradisional adalah produk asuransi yang murni, artinya asuransi ini hanya menawarkan manfaat pertanggungan asuransi tanpa adanya unsur investasi di dalamnya. Sebuah perusahaan tradisional, umumnya memiliki tiga produk asuransi tradisional ini. Antara lain; asuransi jiwa berjangka atau term, asuransi jiwa seumur hidup atau whole life dan asuransi jiwa dwiguna atau endowment.
Lalu, apa itu asuransi non-tradisional?
Asuransi non-tradisional atau biasa nya disebut dengan asuransi unit link adalah produk asuransi jiwa yang memberikan dua manfaat sekaligus dalam satu polis, yaitu manfaat perlindungan dan manfaat investasi yang memiliki risiko sesuai dengan dana investasi yang dipilih.
Jadi setelah Anda melakukan pembayaran premi, sebagian premi akan dialokasikan ke kantong investasi yang akan dikelola menjadi berbagai instrumen investasi, seperti saham, obligasi, atau instrumen lain sesuai dengan pilihan dana investasi Anda.
Return yang dihasilkan dari produk asuransi unit link ini pun sangat bergantung pada kondisi pasar. Meskipun ada kemungkinan untuk mendapatkan return, tetapi kemungkinan risiko gagal return juga sama tingginya.
Perlu diketahui juga, dalam produk asuransi unit link ini, return yang dihasilkan dapat Anda tarik kapan saja dengan catatan bahwa bila return sudah Anda tarik, polis yang dimiliki berpotensi akan lapsed karena nilai tunai tidak cukup untuk memenuhi beberapa kewajiban yang harus dibayar.
Setelah mengetahui definisi antara asuransi tradisional dan asuransi non-tradisional, permasalahan selanjutnya yang sering dialami oleh seorang calon nasabah adalah lebih baik memiliki asuransi tradisional atau asuransi non-tradisional?
Sebenarnya kedua produk ini memiliki keunggulan masing-masing yang bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum Anda memutuskan produk asuransi mana yang akan Anda pilih. Dalam kedua produk asuransi ini, ada beberapa perbedaan yang bisa Anda simak di bawah ini.
#1 Nilai tunai
Apa sih nilai tunai itu? Nilai tunai adalah manfaat uang tunai yang dapat dicairkan nasabah pada periode tertentu. Berbeda dengan uang pertanggungan yang hanya bisa dicairkan saat penutupan polis atau saat nasabah tutup usia, nilai tunai ini bisa didapatkan saat nasabah masih hidup. Jika dilihat dari ada atau tidak adanya nilai tunai yang terbentuk, asuransi dapat dibagi ke dalam dua kategori:
1. Tanpa nilai tunai:
Asuransi tanpa nilai tunai adalah asuransi jiwa tradisional berjangka (term). Asuransi ini menyediakan proteksi tanpa nilai tunai, dengan perlindungan terbatas dalam jangka waktu tertentu, umumnya 5, 10 dan 20 tahun.
Asuransi jenis ini cocok bagi mereka yang ingin memperoleh proteksi jiwa tradisional untuk melindungi diri dari risiko kematian di usia produktif. Karena uang pertanggungan yang ditawarkan oleh asuransi ini bermanfaat menggantikan penghasilan yang hilang akibat tertanggung meninggal dunia.
2. Dengan nilai tunai:
Ada beberapa asuransi dengan nilai tunai di dalamnya, yaitu;
- Asuransi jiwa tradisional seumur hidup (whole life) yang menyediakan perlindungan seumur hidup dengan nilai tunai yang tidak terlalu besar.
- Asuransi jiwa tradisional dwiguna (endowment), merupakan asuransi jiwa term-life, namun lebih memprioritaskan nilai tunai. Asuransi ini umumnya digunakan oleh mereka yang sekaligus menyiapkan dana pendidikan anak, dana pensiun, atau warisan.
- Asuransi jiwa dan investasi (unit link)
Perlu diperhatikan perbedaan nilai tunai antara produk asuransi tradisional whole life dan endowment dengan nilai tunai asuransi unit link. Nilai tunai pada unit link berasal dari pengembangan dana di produk pasar modal. Menyebabkan nilai tunai pada unit link bergerak secara fluktuatif seiring dengan perkembangan pasar modal.
Nasabah juga bisa menaik turunkan porsi dana yang akan ditempatkan pada kantong investasi. Namun, untuk nilai tunai pada asuransi jiwa tradisional whole life dan endowment, besarnya nilai tunai sudah ditentukan di awal masa polis. Nasabah yang memiliki jenis asuransi ini tidak dapat memilih portofolio pengembangan dana dan tidak akan mengetahui dananya ditempatkan di kantong mana saja.
#2 Jumlah premi yang harus dibayarkan
Pada asuransi jiwa tradisional term-life, premi yang dibayarkan relatif murah. Hal ini disebabkan karena produk asuransi jenis ini hanya menawarkan perlindungan jiwa berupa uang pertanggungan tanpa nilai tunai.
Sementara premi asuransi jiwa unit link, asuransi tradisional whole life, dan asuransi tradisional endowment umumnya lebih tinggi. Karena selain menawarkan manfaat uang pertanggungan, ketiga asuransi ini juga menawarkan manfaat nilai tunai.
Perlu diingat bahwa nilai premi yang dibayarkan pada asuransi jiwa term-life bersifat tetap selama jangka waktu tertentu, dan akan meningkat ketika diperpanjang dalam jangka waktu berikutnya. Biasanya premi asuransi ini akan meningkat sesuai dengan usia nasabah.
Semakin tua usia nasabah, semakin naik juga premi yang akan dibayarkan. Sementara untuk nilai premi pada unit link bersifat flat, kecuali nasabah melakukan upgrade manfaat polisnya.
#3 Uang pertanggungan
Semakin banyak manfaat yang ditawarkan oleh sebuah produk asuransi, maka uang pertanggungan bisa menjadi kurang optimal dalam hal jumlahnya. Misalnya, suatu asuransi jiwa murni dengan premi Rp 500.000 per bulan, mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 1 miliar.
Sementara dengan premi yang sama, asuransi jiwa unit link hanya mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 500 juta. Hal ini disebabkan karena premi yang dibayarkan pada unit link tidak hanya fokus pada perlindungan jiwa saja, tetapi juga digunakan untuk membentuk nilai tunai.
#4 Masa perlindungan
Asuransi jiwa tradisional term-life biasanya memberikan perlindungan untuk nasabah yang berusia produktif hingga berusia 65 tahun dan dapat diperpanjangan hingga 70 tahun. Berbeda halnya dengan asuransi unit link yang berlaku seumur hidup atau hingga nasabah berusia 99-100 tahun.
#5 Cuti premi
Asuransi jiwa tradisional tidak memiliki manfaat cuti premi dalam ketentuan polisnya. Sehingga nasabah harus terus membayar premi selama ingin terus mempertahankan polisnya agar tetap aktif.
Sementara pada unit link, memberikan manfaat cuti premi sebagai salah satu kelebihannya. Walau dalam unit link memberikan manfaat cuti premi, tapi perlu diingat bahwa asuransi Anda tidak bersifat gratis. Melainkan karena adanya nilai tunai yang terbentuk dan tercukupi sehingga nilai tunai tersebut dapat dialokasikan untuk pembayaran premi asuransi Anda.
Fasilitas cuti premi dalam asuransi unit link ini berguna ketika Anda sudah pensiun atau sedang tidak berpenghasilan sehingga polis akan tetap aktif dan Anda tetap terproteksi seumur hidup.
Tapi perlu diingat, jika nilai tunai tidak cukup untuk membayar premi, dan Anda sebagai nasabah tidak segera membayarkan premi kembali, polis dapat berpotensi untuk lapsed. Sehingga penting bagi Anda sebagai nasabah untuk terus memantau status polis meski sedang cuti premi.
Jadi, sebaiknya pilih asuransi yang mana? Tradisional atau Non-tradisional (Unit Link)?
Saran terakhir yang bisa saya berikan, jika Anda menginginkan perlindungan jiwa murni dan memiliki produk investasi yang terpisah, maka asuransi jiwa tradisional term-life merupakan pilihan yang tepat. Dengan premi yang lebih murah, Anda masih bisa terlindungi sepenuhnya.
Namun, bagi Anda yang menginginkan kepraktisan, di mana satu produk dapat mendapatkan manfaat perlindungan sekaligus manfaat nilai tunai yang bisa dicairkan dan digunakan sebagai tambahan dana pensiun, atau dana pengganti income, maka asuransi unit link bisa menjadi pilihan.
Tiap individu tidak akan sama persis kebutuhan dan budget yang dimiliki. Oleh karena itu penting bagi seorang nasabah untuk memilih Insurance Agent yang profesional yang dapat memberikan pendapat yang terbaik sesuai kebutuhan nasabah.
Baca juga Asuransi Jiwa Terbaik: Mana yang Harus Anda Pilih?